ayat alquran yang berhubungan dengan logika matematika
BABII PEMBAHASAN 2.1 Ayat - ayat Al-Qur'an yang menjelaskan secara tersurat Statistika merupakan cabang matematika yang berkaitan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Suatu kegiatan utama dalam statistik adalah pengumpulan data. Dalam masalah pengumpulan data yaitu mencatat atau membukukan data, Al-Qur'an juga membicarakannya.
Kataal-ushb (membanggakan diri)dan al-dhuhur (angkuh)masing masing disebut 27 kali 3. Kata al-dhallun (orang sesat)dan al mauta (orang mati jiwanya)masing masing disebut 17 kali 4. But 70 kali 5. Kata al-'aql (akal)dan al-nur (cahaya) masing masing disebut 49 kali 6. Kata al-jahr (nyata)dan al-alaniyah (terang)masing masing disebut 16 kali
Kelompokbinatang-binatang tersebut juga dapat didefinisikan secara jelas, yakni binatang dengan jumlah kaki yang sama. Dalam Al-Qur'an surat Al-Fathir ayat 1 dan An-Nur ayat 45 itulah terdapat konsep matematika, yaitu kumpulan objek-objek yang didefinisikan secara jelas. Teori inilah yang dalam matematika dinamakan dengan Teori Himpunan. 2.
ILMUTAFSIRIL QUR'AN Oleh: Dyah Atika Parapat A. Pendahuluan Alquran itulah sumber tasyri' pertama bagi umat Islam. Karena itu orang Islam harus memahami artinya, mengetahui rahasianya, dan mengamalkan isi Alquran itu untuk mendapatkan kebahagiaan hidup dunia akhirat. Tidak sama semua orang itu dapat memahami lafadz-lafadz dan ibarat-ibarat
FAKTAGEOMETRI. Aziz Zulhakim - 152151186. Azulhakim09@gmail.com. G. eometri berasal dari bahasa Yunani yaitu geo yang artinya bumi dan metro yang artinya mengukur. Geometri adalah cabang Matematika yang pertama kali diperkenalkan oleh Thales 624-547 SM) yang berkenaan dengan relasi ruang.
Site De Rencontre Turc Gratuit En France. LOGIKA MATEMATIKA DALAM AL-QUR’AN hakikatnya logika matematika merupakan alat pembuktian kebenaran sedangkan sebagai orang muslim kita harus meyakini kebenaran dalam al-qur’an. Seperti pada surat di bawah ini Pada surat Al-mu’minun ayat 102-103 Ayat 102 ”Barang siapa berat timbangan kebaikannya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung” ayat 103 “Dan barang siapa ringan timbangan kebaikannya maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri mereka kekal di dalam neraka” Sehingga dari logika yang di peroleh dapat di telaah maknanya “siapa berat timbangan kebaikannya maka mereka orang yang beruntung Dan siapa ringan timbangan kebaikannya maka mereka orang yang merugikan dirinya sendiri mereka kekal di dalam neraka” Pernyataan terasebut mengandung implikasi dan konjungsi. P = berat timbangan kebaikannya Q = orang yang beruntung R = siapa ringan timbangan kebaikannya S = orang yang merugikan dirinya sendiri mereka kekal di dalam neraka. Nilai kebenaran implikasi dan konjungsi p q r s pàq ràs pàq Ù ràs B B B B B B B B B B S B S S B B S B B B B B B S S B B B B S B B S B S B S B S S S S B S S B S B S B S S S S B S S B B B B B B S B B S B S S S B S B B B B S B S S B B B S S B B B B B S S B S B S S S S S B B B B S S S S B B B Deskripsi nilai logika matematika adalah sebagai berikut 1. Pernyatan pertama pàq Ù ràs = B “jika berat timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang beruntung dan jika ringan timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang merugi “ Pernyatan tersebut bernilai benar sesuai dengan firman Allah surat Al-mu’minun 2. Pernyatan ke dua pàq Ù rà~s = S “jika berat timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang beruntung dan jika ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ Pernyatan tersebut bernilai salah karna tidak sesuai dengan firman Allah Qs. Al-mu’minun 102-103 bahwa orang yang ringan timbangnya maka ia termasuk orang yang merugi dan mereka kekal didalam neraka” 3. Pernyatan ketiga pàq Ù ~ràs “jika berat timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang merugi “ 4. Pernyatan ke empat pàq Ù ~rà~s = B “jika berat timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ Pernyatan tersebut bernilai benar sesuai dengan firman Allah. 5. Pernyatan kelima pà~q Ù ràs = B “jika berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia ringan timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang merugi “ 6. Pernyatan ke enam pà~q Ù rà~s = S “jika berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ 7. Pernyatan ke tujuh pà~q Ù ~ràs = S ”jika berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang merugi “ 8. Pernyatan ke delapan pà~q Ù ~rà~s = S “jika berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ 9. Pernyatan ke Sembilan pàq Ù ràs = B “jika ia berat timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang merugi “ Pernyatan ini benar karna sesuai dengan firman allah 10. Pernyatan ke sepuluh ~pàq Ù rà~s = S “jika ia tidak berat timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang beruntung dan jika ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ 11. Pernyatan ke sebelas ~pàq Ù ~ràs = B “jika ia tidak berat timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang beruntung dan jika tidak ringan timbangan kebaikanya maka termasuk orang yang merugi “ 12. Pernyatan ke duabelas ~pàq Ù ~rà~s = S “jika ia tidak berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ 13. Pernyatan ke tiga belas ~pà~q Ù ràs = B “jika iatidak berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia ringan timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang merugi “ 14. Pernyatan ke empat belas ~pà~q Ù rà~s = s “jika iatidak berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ Pernyatan ini salah karna tidak sesuai dengan mu’minun 15. Pernyatan ke lima belas ~pà~q Ù ~ràs = B “jika iatidak berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ 16. Pernyatan ke enam belas ~pà~q Ù ~rà~s = B “jika iatidak berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ Pernyatan berikut bernilai benar karna sesuai dengan firman allah mu’minun 102-103 Dari pernyatan-pernyatan tersebut juga di jelaskan pada ayat QS. Al-Anbiya’ 47 dan QS. Al-A’raf 8-9 Ø Pada ayat QS. Al-Anbiya’ 47 Allah Ta’ala berfirman . وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِيْنَ 47 Artinya “Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawipun, pasti Kami akan mendatangkan pahalanya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” QS. Al-Anbiya’ 47 Ø Dan Pada ayat lain juga di jelaskan QS. Al-A’raf 8-9 أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ 9- الأعراف 8-9 Artinya “Timbangan pada hari itu menjadi ukuran kebenaran, barangsiapa yang berat timbangan kebaikan nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung, Dan barangsiapa yang ringan timbangan kebaikan nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami.” QS. Al-A’raf 8-9
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi sekolah umum, bahkan sejak kecil kita sudah diajarkan tentang cara berhitung. Ilmu matematika tidak terlepas dari angka dan simbol-simbol. Para matematikawan menggunakan pola untuk merumuskan kebenaran baru serta membangun kebenaran tersebut menggunakan deduksi yang diturunkan dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang saling berkaitan. Namun, banyak para siswa yang menganggap bahwa matematika itu mata pelajaran yang sulit dan paling ditakuti. Padahal, matematika merupakan ilmu yang melekat dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, matematika merupakan bahasa yang digunakan dalam penciptaan alam semesta. Ilmu matematika sangat diperlukan untuk mempelajari dan memahami tentang ayat-ayat kauniyyah dan qauliyyah serta pemahaman alam semesta. Di dalam Al-Qur’an banyak kajian matematika yang menjelaskan tentang konsep matematika. Konsep Matematika yang Ada dalam Al-Qur’an Berikut beberapa konsep matematika yang berkaitan dengan Al-Qur’an, diantaranya Konsep Bilangan dalam Al-Qur’an Dalam matematika, yang paling dasar adalah konsep bilangan. Bilangan adalah suatu sebutan yang digunakan untuk menunjukkan atau menyatakan jumlah atau banyaknya sesuatu. Macam-macam bilangan, di antaranya bilangan bulat, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan rill, bilangan pecahan, bilangan rasional, bilangan irasional, bilangan prima, bilangan ganjil, bilangan genap, dan lain-lain. Banyak konsep bilangan yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an, seperti dalam surah berikut ini Surah al-Baqarah ayat 261 مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ Artinya “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” Korelasi ayat ini dengan matematika adalah berhubungan dengan kelipatan. Dari ayat di atas mengatakan bahwa sebutir biji menumbuhkan tujuh tangkai dan pada setiap tangkai ada seratus biji. Maka, 1 butir = 7 tangkai = 7×100 butir = 700 butir. Jadi, apabila ada orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, maka Allah melipatgandakan pahalanya menjadi 700 kali. Surah Al-Kahfi Ayat 25 وَلَبِثُوْا فِيْ كَهْفِهِمْ ثَلٰثَ مِائَةٍ سِنِيْنَ وَازْدَادُوْا تِسْعًا Artinya “Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah smbilan tahun.” Dalam ayat ini, terdapat operasi penjumlahan bilangan bulat, yaitu 300 tahun + 9 tahun = 309 tahun. Dari ayat ini, Allah memberikan informasi tentang perbedaan antara perhitungan kalender hijriyah dan masehi. Dalam perhitungan kalender masehi berdasarkan perputaran bumi yang mengelilingi matahari yang memerlukan waktu 365 hari dalam satu tahun. Sedangkan dalam perhitungan hijriyah berdasarkan perputaran bulan mengelilingi bumi yang memerlukan waktu 354 hari dalam satu tahun. Jika keduanya dihubungkan, maka Tahun masehi = 300 x 365 hari = hari Tahun hijriyah = 300 x 354 hari = 106. 200 hari Jika tahun hijriyah dikalikan dengan 309 tahun, maka 309 x 354 hari = hari. Di sini kita mendapatkan hasil dari 309 tahun hijriyah mendekati hasil 300 tahun masehi. Dapat disimpulkan bahwa para pemuda tersebut berdiam di gua selama 300 tahun menurut kalender masehi dan 309 tahun menurut kalender hijriyah. Surah al-Fajr ayat 2-3 وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ وَّالشَّفْعِ وَالْوَتْرِۙ Artinya “Demi malam yang sepuluh, demi yang genap dan yang ganjil.” Ayat di atas menjelaskan tentang bilangan cacah, yaitu bilangan yang terdiri dari bilangan asli satu dan nol. Ayat ini juga menjelaskan tentang sepuluh malam pertama pada bulan ramadhan yang menunjukkan bilangan pada matematika khususnya pada bilangan cacah. Konsep Himpunan dalam Al-Qur’an Himpunan adalah kumpulan dari berbagai objek yang berbeda. Objek yang terdapat dalam himpunan biasa disebut unsur, elemen, dan anggota. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menggambarkan tentang himpunan adalah surah al-An’am ayat 128 وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًاۚ يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِّنَ الْاِنْسِ ۚوَقَالَ اَوْلِيَاۤؤُهُمْ مِّنَ الْاِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَّبَلَغْنَآ اَجَلَنَا الَّذِيْٓ اَجَّلْتَ لَنَا ۗقَالَ النَّارُ مَثْوٰىكُمْ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ Artinya “Dan ingatlah pada hari ketika Dia mengumpulkan mereka semua dan Allah berfirman, “Wahai golongan jin! Kamu telah banyak menyesatkan manusia.” Dan kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, “Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangan dan sekarang waktu yang telah Engkau tentukan buat kami telah datang.” Allah berfirman, “Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain.” Sungguh, Tuhanmu Maha Bijaksana, Maha Mengetahui.” Dalam ayat di atas terdapat dua himpunan, yaitu golongan jin dan manusia. Kedua himpunan tersebut saling lepas karena tidak memiliki irisan. Kedua himpunan tersebut masuk ke dalam hal yang diciptakan oleh Allah. Konsep Limit dalam Al-Qur’an Limit adalah subjek dari matematika yang mempelajari tentang apa yang terjadi pada suatu fungsi ketika inputnya dimasukkan mendekati suatu angka. Ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan limit adalah surah al-Qasas ayat 88 وَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَهٗ ۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ Artinya “Dan jangan pula engkau sembah Tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.” Dari ayat, tersebut diperoleh kesimpulan bahwasannya tidak ada sesuatu pun yang kekal di bumi kecuali Allah. Semuanya akan binasa bahkan matematika pun yang dianggap tak terhingga oleh sebagian orang juga tidak akan kekal. Sebagai umat manusia, hendaknya lebih mempertebal iman dan takwa kepada Allah, meskipun kita bisa menyelesaikan sesuatu masalah dengan jalan pikiran kita tetapi pemikiran kita terbatas. Pemikiran manusia hanya mencapai sedikit dari bukti kekuasaan Allah. Konsep Geometri dalam Al-Qur’an Geometri merupakan salah satu cabang matematika yang mempelajari bentuk, benda dan karakteristiknya. Ayat yang mengandung korelasi dengan geometri adalah surah al-Hajj ayat 29 ثُمَّ لْيَقْضُوْا تَفَثَهُمْ وَلْيُوْفُوْا نُذُوْرَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوْا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ Artinya “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada di badan mereka, menyempurnakan nazar-nazar mereka, dan melakukan tawaf sekeliling rumah tua Baitullah.” Ayat ini menjelaskan tentang hubungan thawaf dengan ka’bah. Thawaf adalah salah satu rukun haji dengan berjalan mengelilingi bentuk lingkaran dan dilakukan sebanyak tujuh kali. Thawaf ini mempunyai korelasi dengan geometri yang membahas tentang berjalan mengelilingi ka’bah. Dalam geometri, lingkaran memiliki rumus luas atau keliling lingkaran yang selalu digunakan disebut phi yang besarnya mendekati 22/7 atau 3,14. Angka 22 dan 7 memiliki korelasi dengan ibadah haji dan rukun thawaf. Surah yang artinya haji adalah surah ke-22 dan thawaf membentuk lingkaran dengan mengelilingi sebanyak tujuh kali. Penyunting Bukhari Selengkapnya dapat dibaca di sini
OPIl\I 3RADAR BANJARMAsIN Rabu 2i [,4aret 2007Kaidah Matematika dalam Alqur'anOleh J. Dalle*MEMBIC,^l{AKAN Ahumn Mate rnrtllirbcraai srnra hxlnya ucrnbrlrls rtxunrondiskusikan rcnraf! Alqurun drn Ilmul'cngetrhuNn. Mcnrirp , krrcna nrcm! &LJlh srhh sntu ilnlu l[sli lrnrgscl hi lcrlN mcrcrsdipclrjrri. Mulailrd l rnrnbnnnin hirrstr jcD i ng FndidiMn dirclrurr]lnrirlsgi. Marcmlrika lel p dijalik n obick htrhnskrjiin drn lcnhel j'rftrn nltru meruDakrn bngian tcflingddri llmu drn difrnd ng seblgri intidlri llmu l, merupakrn lrurh rgIlnN I'cngeluhurn yrnS apriori, yn g olchscbrginn !rnu kcbnry k n 'nng bukli-lrukLikcbcn rlnnyr diny soh gri yangmutlrk lrcnar. D n oleh karcnl scculrrctimologi. Mnlcmnlikn dinynl kar scbngliiln r€nlrng crru nrcmpcl inipengclnhu ILrsrl dxri Yun ni M lhemr=pcnschhnrn,dirn lnrnrhrnsir=belriar. pcngci n olc h Nrdjiiullah 1980inenyrtrkrn brhwn sccara konsetsionrl,mrLcmalika adalah ilmu lcnllns sludi danklasilikDsi dari bcftag i strrkturdan tcntang Matemarika, bcrnrrimemasuki wilayrh i1'nu pasti atau ilmueksakta,, sebab dalam bahasx disebut ,rar?? yrng berai]lMatematika dhu ilmu pasti. MatenaiikajLrgrberhubungan dan memang ridak bisrdipisahl,an dergan soal hiLung iaakrab sckalidcnsan bilangatr alauangka-angka. Drldm hrl ir i rpakah mengenaiperkalirn. penjnmlahan,pengurdngan, rtau prinsip matemali[a scpcrti ituternyata tidak sedikit yrng discbur dalambeberapa ayaL-xyrl Alquran. Penyebutannyamemang lerkadxng dihubungkan dcngnnpcistiwa sejarah. keesanTuhnD xtdu l' ontuk ,nenci akrn reknjk-rcknik bar1rJlhid r! MJrem Meleki mrfgernh0ngkJn. lllArub\.,np herJ\.1h, IIndrx. Nol. d.,n men8crnbJnglan llmrAiJrbciDi rnIr. rhli-rhlr Mircrn ikx nrusti,nyrng lcrkcnrl anrara l in Al Khawlrizmi,Abdul Hasan Al'Uql usi, Ahdul H sal A -Nuwawi. Jabir In tlayyan, Al-Biruni. At-Battrni, Syekh B ha Al-Din Amibi dan IbnlhmzrhAl-M niarem ris bcn r bcnar su ukerjaiban. Sccn$ skcmr nrarcmalis Mul/,-.,,/tfuzrl ]nr,",x, lncnurur pcft ilLrngan Tuhancukup menj min kar -kalA-Nyr darilcsllrhrn, kckurinErn-kckurrnsrnlc\rlchrn r u hrhrs . Sulu $srD yxnsmrrdrh \n,r/,/cr Jrn DUiluh nuh d,jchskun,hxhlrn scorrnS anllpun d!prt Quamar mcnggaris h wahi bahwnMurcrncrikr JnlJm Alqur n \chrEJi b sixnihri ilnr pcngemhuxn m,dem. K ini rncrupr\ n suaru kcrdmn yangmcmrnrik rirnbulnyJ nemikrrrn renrrnS'luhrn. Di sinrluh mrnu\ir lunduk p dgrgns'u sualtl za iy.. ilm iah yang mcngaturscluruh alam semcsta dan mcnjaga nasibmereka di anLara ketidrkpasrian yang 1 klerikrl drn lak terbalas dari dunia yang harus dilckukan di sini aI s€ca.;!pisti dapat dibrll{likut bahwa Alquun temyaulsangat saintifis, r*urat dan tegas tenlang ilmupenget meskipun srlu ilmu itu sendni bLlumdikchui ketikaayl yang menyebu*nnnyatretumturun Bah i, 19q1. ndak diragukan lNgi bahwadalam Alqu..b kekulrn spiritual yanguar binsa dur meryrmyai pengaruh mendimAlquran dan Ilmu Pengetahuan dalam hat iniMatcmatika memang sebuah realitas malematika dalam Alqumn padaprinsipnya bukan sekadar rcori arau wacanasemak, melainkan berupa aplikasi atau bulli bukti adanya loasa Ilahi. Kmoa itupcmbuktian malemarikr hmya dipcrlukamemang terkadang dibubungkan deoaanperistiwa sejarah, keesan Tuhan atau Tauhid,berhubungan dengan perhilungan amalperbuatan manusia, pahala dan dosa,penyebutan bilangan alau malah angkatertentu, da. lain lain- Berikut akandisebutkan beberapa ayat Alquran yangm€nyinggung prinsip-prinsip Afzalur Rahman 1989 dalambukunya O!r'ar,r didorong dandirangsang oleh studi Alqumrr l?um musliminmemulai denga. pensetahuan tenlangbilangan dan ilmu hisab. Ilmu-ilmu inimenduduki tempat-lempal isdmewa dalamilmu pengetahuan ls1aIn. Sumber studiMatematika, sebagaimana sumber ilmupengetahuan lainnya dalan Islam, adalahkonsep Tauhid, yaitu Ke Esaan kaum muslimin ke!6da MatemarikalanSsung dikaittan dengan bilangan pokokdari keimanannya kepada Satu TuhaDTauhid. Tuhirn adaluh Saru-dllam urulinbildnstrn . daD llqlupakanlambung plling Yang Maha Bat-ebrh jruh Rahnran mcn8unskapkin,peranan bilingrn sebagai slmbol bcQcranlmat besar dalam srudi Matematika prdamusr permulaan seiarah Islam. Angka penling. baik sebagaipemuhan maupun pada akhir iperangsang kuar .taupun tujuan kualitatif dan spirilual "PahamPhyugorrs berjiwa Ibrahim' yan-s amattersohor dan telah mapun ilu- yairu sarupsham di mana pemnin simbolis angka-angka dan bilangan menoniol dengan jel$,karena disinan oleh pesan Yang Mahr dengan apa yang dikemukakanAfzalur Rahman. Drl Abu Zahra' mcnulis scbuah buku ylng paluldibanggakan. Dosen l_ilsafat pda Universi-hs Syna ini membed .judul bukuny ilu MnrAl-'tjazAl-Balaqhi! va al- Adaniy liAltunn-Oteh Agus Efendj bnku ini kemudianditerjemahkan ke dalam bahasa Indonesiadengar judul ALrl'a, da,t Rahasia Angka'.r!a&a. temyata mendapat satnbutan yang luarbiasa. Meski buku ini sebenamva berisi duabab saja,'yaitu tentan-s lJaz itqurdn, dantentang /da Aradi, hingga sekarangmengalami cetak ulang hampir puluhan lainnya llgi yang mengaggumkandalam Matematika dituangkan oleh Khalifah dalam bukunya yangberjudul r/./x, i,' Tht tlti"ttk Mirtu b+U i,'i. ditnkJpk! ,,1,'i\.krli!x,ihr'r mtreni. rr \x ro l€' r..trxi'rf,'dalarn riman Allah ayai 3il surah aiMudalsir _Yang arasnlx ada senrbilan bellsmalaikrr penja8a". 'lernyxtx afgkr ayar ini bilan-srnkeliparan dari berbagai jtrmlrh yang misalnyajumlah surah yangl14 merupakrn kelipamn l9 huruf hijaiyah padr kdlimxrbis ti ttltitol na i ollit iuga Mr 19. Trkhany. itr, rxpi bila perkrtaanbasmalah rersebur menjadi Ismi. r\llxh,Aruimin. dan Amhim hlu dihituDg bcr!pdlumlah masing-masing kara iiu terny a j ug't menunjukkankelipata. 19. Ismi ada 19 kali l9xl, Allahada 2698 kali l9x 142. Arrahman ada 57 kali19x3, dan Anahirn ada l14 kali 19x6,Beberapa prinsip Matemalika hinnya yangdisebulkan langsung dalam Alqumn sepenipenggunmn angka hitungan dalam bamukperibadatan terdapat dalam sumh Al BaqaEhayat I 84- 185. Kemudian dalam hubungannyadengan perintah hukum percemian rcrdapatpada surah Al'Thalaq ayat I , 2, 4. Tentangperkalian dan perhitungan bilargan dalamberbagai peristiwa sera dalan berbrgaikonteksnya, juga terdapat pada surah Maryamayat 84, 94, dan 95. surah Jin ayar 24 dan 28,juga pada surah At-Taubah ayat memberikan banyak bahanfeinikiran keprda pxii ahli ptrnes penciptao,r langit dlD hrl ini disehutkrn prdr suEh A1Baqarah alar 29. Al Mu'Drinu. ay,l186. drnNuh ayat 15. Mengen,ri pertambnhan hasilyrng berhprl girnda dahrr panen hnamanprngin, disebutkan dihm surah Al Baqarahryat 261 drn Yusuf ayat 41. Dalam hal{rrisan pun Allah jusa menjelaskar secaramrlemutis seperli yang terdapal pnda suahAn Nisa aya 7. ll, 12. dan l? lyrt AlqL rn padr dasamya mcnjadiltndo'ng drn pe'nbimhilg lu-qa! ir-rsas tEsdd la pefc lliun di M emalika senamcmberikaD ilmu*'.ndai bukti-buki adanya kuasa llahi. Karena itupernbukian maternatika tidak banya diperlukankoDsenFasi dari seluruh kemampuan b€rpikirkih, telapijuga konsentrasi seluruh kemampuanperisarn dan hati. Dengm demikian bukan sajadiperlukan pengmian tetapi iuga penghayatan,sehingga kila akan sampai kepada Secara langsung kita alan sampaikepoda keyakinan di luar manusia dankernanusian ini ada yang Mahl Sempuma,Maha Kuasa yang rn€ngatur segalanya, yaituTuhd Ymg Maha kebenaran Alquran yangnemfomulasikan sedemikian rupa berbagaiprinsip agaknya sebuah kenyatranyang lak rnungkin disanggah dan dibantahbegitu saja. Justru sebaliknya, k€nyataan-kenyataa itu mesti dikembangkan lebih j auhlagi, unluk itu am diperlukan adanya kerjakeras serta pola pemberdayaan yangb€rkesinambungan lagi iust betapa banyaklandasan mite'nalika yang tennaktub dalamAlqumt- $dikit banyakyr hd leMbot sudxhtentu memberikan pengatuh secara logika matemarika tersebut akanberDenn penring sebagai alat penambah imanmaupunpembanskit kesldaran. sepanjug itudilakukan dergan penuh kelnlusan. Amin.+Penulis Dos€n Tadris AntasariMahasiswa PhD ITUniversity of \ Nlalaysia E-mnilinlbidalle,nsme,Website
Buku berjudul Ayat-ayat Matematika karya Muzakkir Syamaun guru MUQ Pidie, Aceh. Foto Dok. Muzakkir Seorang guru di Kabupaten Pidie, Aceh, Muzakkir Syamaun, menulis sebuah buku mengenai konsep matematika yang berkaitan dengan ayat Alquran, kitab suci umat Islam. Melalui buku berjudul 'Ayat-ayat Matematika', guru Madrasah Ulumul Quran MUQ Pidie ini ingin mengenalkan matematika dari sudut pandang agama mengatakan konsep yang ditulis dalam buku setebal 100 halaman itu sudah lama ia praktekkan saat mengajar di ruang kelas. Menurutnya, ide menulis buku itu berawal dari siswanya yang menganggap pelajaran matematika tidak perlu dipelajari karena tidak berhubungan dengan agama."Siswa ada yang bilang begini untuk apa belajar matematika, kan tidak dibawa ke dalam kubur. Setelah itulah saya tertarik mengaitkan konsep matematika dengan fiqih dan tauhid dalam Islam," ujarnya kepada acehkini, Minggu 31/5.Muzakkir Syamaun memegang buku karyanya yang berjudul Ayat-ayat Matematika. Foto Dok. PribadiMenurut Muzakkir, konsep tauhid dan fiqih dalam Islam ternyata sangat berkaitan dengan matematika. Misalnya mengenai harga mutlak dijelaskan pada surat Al-An'am dalam itu juga ada konsep limit pada surat An-Nisa dan konsep pola bilangan pada surat Al-Baqarah, serta konsep lainnya. Muzakkir menyebut, buku itu mengubah pandangan sekularisasi pendidikan matematika yang dianggap sebagai pelajaran duniawi buku karya Muzakkir Syamaun seorang guru di Aceh. Foto Dok. Muzakkir"Pada hakikatnya konsep matematika sangat banyak tersimpan dalam Alquran. Sehingga buku ini akan mengkaji konsep dalam ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan matematika baik secara tersirat maupun tersurat," berharap bukunya itu akan menjadi referensi untuk memahami matematika dengan konsep keagamaan. Sehingga guru yang mengajar tidak hanya melihat matematika sebagai angka dan simbol."Semoga ini menjadi solusi atas kebosanan dan ketakuatan anak-anak terhadap pelajaran matematika," tuturnya.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi sekolah umum, bahkan sejak kecil kita sudah diajarkan tentang cara berhitung. Ilmu matematika tidak terlepas dari angka dan simbol-simbol. Para matematikawan menggunakan pola untuk merumuskan kebenaran baru serta membangun kebenaran tersebut menggunakan deduksi yang diturunkan dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang saling berkaitan. Namun, banyak para siswa yang menganggap bahwa matematika itu mata pelajaran yang sulit dan paling ditakuti. Padahal, matematika merupakan ilmu yang melekat dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, matematika merupakan bahasa yang digunakan dalam penciptaan alam semesta. Ilmu matematika sangat diperlukan untuk mempelajari dan memahami tentang ayat-ayat kauniyyah dan qauliyyah serta pemahaman alam semesta. Di dalam Al-Qur’an banyak kajian matematika yang menjelaskan tentang konsep matematika. Konsep Matematika yang Ada dalam Al-Qur’an Berikut beberapa konsep matematika yang berkaitan dengan Al-Qur’an, diantaranya Pertama, Konsep Bilangan dalam Al-Qur’an Dalam matematika, yang paling dasar adalah konsep bilangan. Bilangan adalah suatu sebutan yang digunakan untuk menunjukkan atau menyatakan jumlah atau banyaknya sesuatu. Macam-macam bilangan, di antaranya bilangan bulat, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan rill, bilangan pecahan, bilangan rasional, bilangan irasional, bilangan prima, bilangan ganjil, bilangan genap, dan lain-lain. Banyak konsep bilangan yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an, seperti dalam surah berikut ini Surah al-Baqarah ayat 261 مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ Artinya “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” Korelasi ayat ini dengan matematika adalah berhubungan dengan kelipatan. Dari ayat di atas mengatakan bahwa sebutir biji menumbuhkan tujuh tangkai dan pada setiap tangkai ada seratus biji. Maka, 1 butir = 7 tangkai = 7×100 butir = 700 butir. Jadi, apabila ada orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, maka Allah melipatgandakan pahalanya menjadi 700 kali. Surah al-Kahfi ayat 25 وَلَبِثُوْا فِيْ كَهْفِهِمْ ثَلٰثَ مِائَةٍ سِنِيْنَ وَازْدَادُوْا تِسْعًا Artinya “Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah smbilan tahun.” Dalam ayat ini, terdapat operasi penjumlahan bilangan bulat, yaitu 300 tahun + 9 tahun = 309 tahun. Dari ayat ini, Allah memberikan informasi tentang perbedaan antara perhitungan kalender hijriyah dan masehi. Dalam perhitungan kalender masehi berdasarkan perputaran bumi yang mengelilingi matahari yang memerlukan waktu 365 hari dalam satu tahun. Sedangkan dalam perhitungan hijriyah berdasarkan perputaran bulan mengelilingi bumi yang memerlukan waktu 354 hari dalam satu tahun. Jika keduanya dihubungkan, maka Tahun masehi = 300 x 365 hari = hari Tahun hijriyah = 300 x 354 hari = 106. 200 hari Jika tahun hijriyah dikalikan dengan 309 tahun, maka 309 x 354 hari = hari. Di sini kita mendapatkan hasil dari 309 tahun hijriyah mendekati hasil 300 tahun masehi. Dapat disimpulkan bahwa para pemuda tersebut berdiam di gua selama 300 tahun menurut kalender masehi dan 309 tahun menurut kalender hijriyah. Surah al-Fajr ayat 2-3 وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ وَّالشَّفْعِ وَالْوَتْرِۙ Artinya “Demi malam yang sepuluh, demi yang genap dan yang ganjil.” Ayat di atas menjelaskan tentang bilangan cacah, yaitu bilangan yang terdiri dari bilangan asli satu dan nol. Ayat ini juga menjelaskan tentang sepuluh malam pertama pada bulan ramadhan yang menunjukkan bilangan pada matematika khususnya pada bilangan cacah. Kedua, konsep himpunan dalam Al-Qur’an Himpunan adalah kumpulan dari berbagai objek yang berbeda. Objek yang terdapat dalam himpunan biasa disebut unsur, elemen, dan anggota. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menggambarkan tentang himpunan adalah surah al-An’am ayat 128 وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًاۚ يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِّنَ الْاِنْسِ ۚوَقَالَ اَوْلِيَاۤؤُهُمْ مِّنَ الْاِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَّبَلَغْنَآ اَجَلَنَا الَّذِيْٓ اَجَّلْتَ لَنَا ۗقَالَ النَّارُ مَثْوٰىكُمْ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ Artinya “Dan ingatlah pada hari ketika Dia mengumpulkan mereka semua dan Allah berfirman, “Wahai golongan jin! Kamu telah banyak menyesatkan manusia.” Dan kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, “Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangan dan sekarang waktu yang telah Engkau tentukan buat kami telah datang.” Allah berfirman, “Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain.” Sungguh, Tuhanmu Maha Bijaksana, Maha Mengetahui.” Dalam ayat di atas terdapat dua himpunan, yaitu golongan jin dan manusia. Kedua himpunan tersebut saling lepas karena tidak memiliki irisan. Kedua himpunan tersebut masuk ke dalam hal yang diciptakan oleh Allah. Ketiga, konsep limit dalam Al-Qur’an Limit adalah subjek dari matematika yang mempelajari tentang apa yang terjadi pada suatu fungsi ketika inputnya dimasukkan mendekati suatu angka. Ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan limit adalah surah al-Qasas ayat 88 وَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَهٗ ۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ Artinya “Dan jangan pula engkau sembah Tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.” Dari ayat, tersebut diperoleh kesimpulan bahwasannya tidak ada sesuatu pun yang kekal di bumi kecuali Allah. Semuanya akan binasa bahkan matematika pun yang dianggap tak terhingga oleh sebagian orang juga tidak akan kekal. Sebagai umat manusia, hendaknya lebih mempertebal iman dan takwa kepada Allah, meskipun kita bisa menyelesaikan sesuatu masalah dengan jalan pikiran kita tetapi pemikiran kita terbatas. Pemikiran manusia hanya mencapai sedikit dari bukti kekuasaan Allah. Keempat, konsep geometri dalam Al-Qur’an Geometri merupakan salah satu cabang matematika yang mempelajari bentuk, benda dan karakteristiknya. Ayat yang mengandung korelasi dengan geometri adalah surah al-Hajj ayat 29 ثُمَّ لْيَقْضُوْا تَفَثَهُمْ وَلْيُوْفُوْا نُذُوْرَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوْا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ Artinya “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada di badan mereka, menyempurnakan nazar-nazar mereka, dan melakukan tawaf sekeliling rumah tua Baitullah.” Ayat ini menjelaskan tentang hubungan thawaf dengan ka’bah. Thawaf adalah salah satu rukun haji dengan berjalan mengelilingi bentuk lingkaran dan dilakukan sebanyak tujuh kali. Thawaf ini mempunyai korelasi dengan geometri yang membahas tentang berjalan mengelilingi ka’bah. Dalam geometri, lingkaran memiliki rumus luas atau keliling lingkaran yang selalu digunakan disebut phi yang besarnya mendekati 22/7 atau 3,14. Angka 22 dan 7 memiliki korelasi dengan ibadah haji dan rukun thawaf. Surah yang artinya haji adalah surah ke-22 dan thawaf membentuk lingkaran dengan mengelilingi sebanyak tujuh kali. Editor Yahya FR
ayat alquran yang berhubungan dengan logika matematika